Pernahkan anda mendengar nama museum Bank Indonesia?
Sebagian dari Anda mungkin pernah mendengarnya atau bahkan berkunjung ke sana, tetapi sebagian lagi mungkin belum pernah mendengar sama sekali.
Museum Bank Indonesia merupakan museum yang dinobatkan sebagai museum terbagus terlengkap sekaligus tercanggih di Indonesia. Sejumlah penghargaan menjadi museum terbaik sudah pernah disabet oleh museum ini. Meski menyandang gelar museum tercanggih, anda tak perlu merogoh kocek sepeser pun untuk menjelajahinya alias gratis.
Seluruh pengelolaan museum BI ini dibiayai oleh pemerintah Indonesia sehingga tidak perlu mengambil uang dari pengunjung. Meski demikian, sejumlah pengunjung mengaku promosi museum BI masih harus ditingkatkan, salah satunya adalah Rahma.
“Museum BI kan udah bagus, fasilitasnya bagus, nah tapi promosinya belum gencar. Jadi harus ditingkatkan lagi,” ungkap Rahma.
Museum BI yang berada di daerah kota dulunya merupakan gedung Bank Indonesia pertama di Indonesia gedung ini syarat dengan nilai budayanya sekaligus keindahan arsitekturnya.
Berdasarkan Undang-undang Cagar Budaya nomor 5 tahun 1992 Pemerintah Indonesia menetapkan gedung BI kota sebagai cagar budaya. Sebagai bentuk kepedulian, pemkot Ibu Kota akhirnya merenovasi gedung ini dan menjadikannya museum BI.
Pada tanggal 21 april 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya meresmikan museum ini. Museum BI menyajikan informasi yang berkaitan dengan tugas BI sebagai bank sentral sejak awal berdiri. Hingga saat ini koleksi museum BI diantaranya mata uang emas cadangan bank sentral serta informasi lainnya yang disajikan dengan sarana multimedia.
Museum Bank Indonesia terdiri dari dua lantai yang dapat dijelajahi oleh pengunjung. Lantai pertama terdiri dari pintu masuk utama, pintu masuk belakang, ruang emas atau koleksi bank ruang pengeluaran, dan pengedaran uang perpustakaan serta kafe museum.
Sementara itu, lantai kedua terdiri dari loby hall, ruang penitipan barang, ruang pelayanan pengunjung, ruang lokakarya teater, ruang pengantar sejarah, pra BI serta ruang pameran tetap.
Material gedung museum BI yang khas menjadi salah satu keunggulan museum BI. Material gedung terdiri dari ornamen kayu jati, ornamen keramik, kaca lukis ventilasi, cungkup base, atau dasar bangunan, dan koridor.
Ornamen kayu jati yang terdiri dari motif yang cukup rumit muncul dalam berbagai elemen museum BI seperti pintu panel penutup dinding, maupun perlengkapan interior lainnya.
Ukiran ini merupakan hasil buatan dan rancangan Raden Mas Noto Suroto yang dikerjakan oleh pekerja ukiran dari Vereigne Ost Vench di Leiden. Keunggulan lainnya dari museum BI adalah adanya sistem pengaman gempa seluruh bagian atap museum BI tersusun atas rangka baja.
Selain itu, ada pula menara-menara mini yang terdiri dari beton berkerangka baja dan tertutup tembaga pada bagian luarnya.
Lebih dari 300 tiang beton telah dipancang di museum BI ini dengan mesin pancang yang waktu itu masih langka di Hindia Belanda. Keunggulan lainnya yang tak kalah penting yakni museum BI merupakan museum yang memiliki aplikasi multimedia tercanggih di Indonesia.
Pengunjung dapat memperoleh informasi yang ada di dalam museum melalui berbagai media mulai dari film yang ditayangkan mesin informasi yang diakses dengan menggunakan touch screen dan berbagai diorama tiga dimensi yang benar-benar menggambarkan keadaan.
Untuk menuju museum BI, ternyata sangat mudah. Dari stasiun kota, anda tinggal berjalan kaki menuju museum BI.
0 komentar:
Posting Komentar